Majelis Wakil Cabang Nahdlatul 'Ulama' ( MWC NU ) Maduran menyelenggarakan DZIKRO MUALIDIRROSUL SAW. tahun 1434 H di halaman Masjid jami' Al-Ihsan Maduran Kec. Maduran Kab. Lamongan. Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu , 16 Februari 2013 itu dihadiri oleh Mulaligh Kondang Prof. Dr. KH. Ahmad Mujayyid dari Malang, Bupati Lamongan bapak H. Fadli, beserta pejapat Muspika, dan Rois Syuriyah PC. NU Lamongan KH. Ali Imron Muhammad.
Dalam sambutannya Bapak H. Fadli ( Bupati Lamongan ) merasa bangga kepada warga NU Kecamatan Maduran yang guyup dan kompak dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. serta menghimbau kepada warga Nahdlatul 'Ulama' kecamatan Maduran, bahwa sebentar lagi waktunya pilihan Kepala Desa ( PILKADES ) meskipun calon lebih dari satu, bersainglah dengan sportif, saling menghormati jangan saling jegal. dan jika terlah terpih salah satu calon dengan suara terbanyak maka dukuglah. karena itu adalah hasil dari pesta demokrasi ditingkat desa.
Sementara Rois Syuriyah PC. NU Lamongan KH. Ali Imron Muhammad selaku pengasuh Pondok Pesantren Nuur Al-Anwar Parengan Kec. Maduran Kab. Lamongan menjelaskan " berbanggalah menjadi orang NU, sebab Nahdlatul 'Ulama' selalu ngurusi warganya yang masih hidup maupun yang sudah mati. maka dari itu jadi warga NU ojo uglak-uglek ( jangan mudah tergoyahkan ) terhadap omongan-omongan orang lain yang tidak bertanggung jawab".
Secara historis, Para sejarahwan sepakat bahwa peringatan maulid Nabi
pertama kali di gelar oleh raja Irbil di Irak oleh Raja Mudzaffar Abu
said Al Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin ( w. 630 H / 1232 M)..
Beliau adalah Raja yang cerdas, ahli strategi pemerintahan, pemurah,
alim dan bijaksana. Pada saat itu pemerintahannya kurang stabil,
rakyatnya banyak meninggalkan syariat agama, akhlaqnya mulai rusak,
kerusuhan-kerusuhan dan kemaksiatan- kemaksiatan mulai merajalela.
Raja Mudzaffar berinisiatif menyelenggarakan peringatan Maulid nabi
setiap bulan Robi’ul Awal bersama semua elemen masyarakat,
tokoh-tokohnya sampai rakyat jelatanya. Dalam acara tersebut disampaikan
penjelasan tentang sejarah dan perjuangan, serta keteladanan Nabi
Muhammad SAW sejak lahir sampai wafatnya. Seorang ulama’ besar Syekh Al
Hafidz Ibnu Dahyah yang mengarang kitab tentang sejarah Nabi yang diberi
nama At-Tanwir fi Maulidil Basyir An-Nadzir, diberi hadiah oleh Raja
1000 dinar.
Setelah diadakan peringatan Maulid Nabi SAW tersebut, pemerintahan
kembali stabil, semangat pengamalan agamanya makin baik, negaranya aman,
tentram dan bertambah makmur. Betapa besar manfaat yang didapat dalam
peringatan Maulid Nabi saw tersebut.
mengadakan peringatan maulid Nabi seperti yang dilakukan oleh raja
mudhoffar menurut Imam Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi peringatan maulid
nabi sebagai bentuk kecintaan kita kepada beliau, Seperti yang
disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw :
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
“Barang siapa yang mencintaiku maka akan bersamaku di surga”.
Mencintai dalam makna yang luas, yakni mencintai keluarganya, akhlaknya
dan turut serta bergembira atas kelahirannya, sebab kehadiran Rasulullah
adalah rahmat bagi semua alam semesta, bahkan didalam sebuah hadits
qudsi dikatakan, laulaka-laulaka lakholaqtul aflak (andaikan tidak
karenamu muhammad, andaikan tidak karenamu muhamad, maka tidak akan aku
ciptakan alam semesta ini.)
Hadirn Rahimakumullah.....
Saking cintanya kepada Rasulullah sampai sahabat terdekatnya pernah berkatat Abu Bakar Ash-Shidiq berkata :
مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi Saw : akan menjadi temanku masuk surga”.
Begitu juga Umar Bin Khoththob berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
“Barang siapa yang memuliakan/memperingati kelahiran Nabi Saw, berarti telah menghidupkan Islam”.
Dan Sahabat Ali Bin Abi Tholib berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
“Barang siapa yang memuliakan / memperingati kelahiran Nabi Saw, apabila pergi meninggalkan dunia pergi dengan membawa iman”.
Hadirin Rahimakumullah....
Kebahagiaan atas kelahiran beliau juga pernah dirasakan oleh pamannya yang kafir yaitu Abu Lahab.
Ada sebuah kisah yang ditulis oleh Syeikh Yusuf bin Ismalil an-Nabhani
dalam kitabnya “Anwarul Muhammadiyah“ yang mempunyai korelasi dan kaitan
erat dengan maulid Nabi, di sana diterangkan bahwa pada saat hari
kelahiran Nabi Muhammad Saw, seorang budak wanita milik Abu Lahab yang
bernama Tsuwaibah menyampaikan kabar gembira kelahiran Nabi Muhammad Saw
kepada Abu Lahab. Karena senangnya Abu Lahab mendapat berita itu,
spontan budak wanitanya yang bernama Tsuwaibah itu dibebaskan dan
dihadiahkan kepada Siti Aminah : Ibunda Muhammad Saw untuk menyusui
bayinya tersebut.
Setahun setelah Abu lahab meninggal, salah satu saudaraya yang juga
merupakan paman Rasulullah, Saidina Abbas bin Abdul Muthallib bermimpi
bertemu dengannya dan menanyakan bagaimana keadaan Abu Lahab, ia
menjawab “bahwa tidak mendapat kebaikan setelahnya tetapi ia mendapat
minuman dari bawah ibu jarinya pada setiap hari senin karena ia
memerdekakan Suwaibah Aslamiyah ketika mendengar kabar gembira kelahiran
Nabi Muhammad”. Hadis ini tersebut dalam Shaheh Bukhary dengan nomor
4711. kisah ini juga disebutkan oleh Ibnu Kastir dalam kitab beliau Al
Bidayah An Nihayah jilid 2 hal 273.
Abu Lahab yang kekafirannya sudah profesional tingkat dunia saja
mendapat manfaat dari kegembiraan kelahiran Rasulullah saw apalagi kita
orang yang beriman, tentu lebih berhak mendapat kesempatan pahala lebih
besar dari pada Abu Lahab itu.
Hadirin Rahimakumullah...
Peringatan mauliud Nabi saw, dimaksudkan sebagai implementasi syukur
kepada Allah atas kelahiran beliau, atas jasa beliau kita semua menjadi
ummat pilihan Allah, tentunya tidak cukup dengan peringatan maulid
tetapi harus pula dengan meneladani akhlak mulia rasul saw. Pendek kata,
kehadiran Rasulullah adalah rahmat bagi alam semesta, yang sudah
semstinya kita semua bergembira Allah berfirman :
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian),
maka bergembiralah kalian. Allah dan rahmatnya itu lebih baik (QS
Yunus, 58)
Dan termasuk ramat yang besar bagi kehidupan ini adalah Terlahirnya Rasulillah saw, diutus kepada ummatnya,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. (QS. al-Anbiya',107)
Secara tersirat Nabi saw juga bergembira dan bersyukur atas kelahirannya
dengan cara berpuasa, berdasarkan hadits riwayat Muslim dari Abu
Qotadah Al Anshory r.a :
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلعم سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ. (رواه مسلم
“Sesungguhnya Rosulullah saw ditanya seorang sahabat tentang puasa hari
Senin, maka beliau menjawab, sebab di hari Senin itu hari kelahiranku,
dan wahyu diturunkan kepadaku”. ( HR. Muslim). Dari hadis ini Nabi
sendiri juga memulyakan hari kelahirannya, dengan berpuasa (amal yang
baik).
Betapa Rasulullah SAW begitu memuliakan hari kelahirannya. Beliau
bersyukur kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang
telah menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan
bentuk puasa.